Selasa, 10 September 2013

MEMBURU SMARTRE

Dalam perspektif neurologi.Pasangan ideal itu seharusnya memiliki kemapanan finansial dan punya status sosial yang tinggi.Itu jika anda seorang perempuan.Jika anda laki-laki kriteria berbasis kebendaan tersebut tidak berguna sama sekali.Idealnya seorang perempuan untuk kita jadikan pasangan bergantung pada tingkat daya tariknya secara seksual.Paling tidak kalau ia cantik ya kita embat,jika pinggulnya menarik kita sikat.

(permakluman itu tidak perlu kita besar-besarkan).Menurut psikolog evolusi David Buss yang telah meneliti lebih dari 10.000 individu dari 37 kebudayaan di seluruh dunia yang ia lakukan selama kurun lima tahun mulai dari jerman barat lalu ke Taiwan dan terus melanglang buana hingga menjangkau suku Pigmi Mbuti dan suku Eskimo di Aleut menemukan bahwa,dalam setiap kebudayaan,para perempuan tidak begitu mempersoalkan daya tarik visual (fisik) seorang calon suami.Mereka lebih tertarik pada kekayaan materi dan status sosialnya.Ini bisa di maklumi,hakekat pernikahan bagi seorang perempuan bukan hanya sekedar bercumbu dengan suami lantas memiliki anak,melainkan juga untuk memastikan bahwa anak-anak itu akan hidup cukup lama untuk menyebarkan gen-gen mereka.Dan siapa lagi yang akan menjamin kemampuan survival anak-anak ini kalau tak berasal dari dukungan para ayah.



Simpulan ringan bersatire itu sempat menggiring otak saya pada sebuah pencerahan baru bahwa sebutan untuk cewe matre tidak di benarkan samasekali.Jika ada sebagian pihak yang tetap ngotot mendukung eksistensi perempuan-perempuan matre benar-benar ada,maka mengertilah kalau terminasinya kita ubah menjadi Smartre(Akronimisasi dari dua paduan kata konyol;Smart dan Matre).Saya lebih condong mengharapkan hadirnya perempuan-perempuan yang pintar secara materi ini,mengapa demikian ? Karena menurut saya ada dua macam keberuntungan tak terlihat yang akan kita peroleh.Perempuan-perempuan yang visi hidupnya seolah-seolah hanya berorientasi pada materi memang sangat menjengkelkan apalagi jika ia adalah kekasih kita.Pada satu titik jenuh sebagian dari kita mungkin akan mengatakan this relation make me nuts,its not fair ! dunia hanya memihak padanya .Hanya dia yang selalu di untungkan! Sadar ataupun tidak,di tengah situasi tak menguntungkan itu pada kenyataannya.Pertama,anda sedang belajar cara memperlakukan suatu kondisi yang saya istilahkan sebagai “Symbiotycal Empathic” empati yang saling menguntungkan.Kocek anda mungkin saja kandas saat membelikannya pakaian yang menarik perhatiannya,tapi bukankah ketika ia tampil cantik menggunakan pakaian tersebut anda akan ikut merasa senang ? Kedua,”Self Management” Manajemen diri yang derivatnya dapat berupa belajar bertanggung jawab,belajar untuk berkorban,belajar bekerja keras,belajar untuk berhemat dan tentu saja belajar untuk berbagi.

Obsesi dan perasaan jenuh berlebihan membuat kita cenderung mengabaikan sifat dasar laki-laki yakni berpikir logis.Padahal jika sifat dasar itu rajin anda pakai tak ada yang akan merasa di rugikan,karena berpikir logis dapat mencegah anda betindak overload dan pelit.Jadi kalaupun suatu saat saya harus di hadapkan dengan salah satu di antara mereka,untuk apa menghindar.Hadapi dan tanyakan saja dengan penuh percaya diri apa yang mereka inginkan.”Beb,apa yang kamu mau dari hubungan kita?” Jika ia menjawab “Aku maunya kamu tetep sayang sama aku” berarti ia masih labil.Otaknya belum terlalu matang.Singkatnya belum dewasa.Namun berbeda ceritanya jika ia menjawab seperti ini “Aku mau Bahagia !” Bersiaplah mengambil ancang-ancang tapi sekali lagi bukan untuk lari menghindar karena kemungkinan besar orang yang sedang berdiri di hadapan anda adalah salah satu jenis Smartre.

KAU BAHAGIA AKU JUGA BAHAGIA KITA SEMUA BAHAGIA

Ketahuilah,kata ’Bahagia’ dalam kamus perbendaharaan kosa kata perempuan masa kini telah mengalami peyorasi signifikan.Pergeseran maknanya melenceng jauh dan mencakup bidang yang lebih banyak.Masuk akal jika anda berpikir membahagiakan hati seorang wanita sangat perlu terutama dengan metode-metode berbau perasaan seperti halnya setia atau tetap romantis meski tanpa harus memberikannya sebuket bunga atau sekotak coklat.Itu merupakan perbuatan yang sangat masuk akal .Tapi akan lebih masuk akal lagi jika anda berpikir,sangat perlu membahagiakan hati seorang wanita terutama dengan metode-metode berbau materi seperti satu contoh sederhana ini : Mentraktirnya makan (Anda tidak perlu repot-repot membawanya ke restoran atau resort yang menyediakan menu-menu mewah.Warung atau kedai makan di perapatan gang sah-sah saja asalkan rutin._Hanya saran) Dan masih banyak lagi contoh lain asal jangan berlagak seperti Christian Bale yang membeli restoran dalam satu malam untuk tiga orang wanita yang ia kencani hanya dengan menulis kertas cek.Itu terlalu berlebihan untuk anda tiru.



Jadi saya sarankan berpikirlah lebih realistis,lebih logis.Pakai metode yang saya jual di atas sana.Jika hal itu berhasil anda lakukan tanpa rasa takut apalagi minder,kecil kemungkinannya anda akan mendapat status bujang lapuk seumur-umur.Apa yang di katakan Dr.Louann Brizendine di dalam bukunya Female Brain memang ada benarnya.Untuk urusan mencari pasangan Laki laki memiliki kecenderungan dasar Mengejar dan Menemukan,inilah yang membuat kita kurang begitu selektif dan agak terburu-buru dalam urusan berburu pasangan.Seperti yang saya katakan,asal cantik ambil! berbeda halnya dengan perempuan yang justru memiliki naluri dasar Menunggu dan Memilih,hal inilah yang menjadikan mereka memang menjadi sangat pemilih,lebih bersabar,dan tidak terburu-buru ketika menjatuhkan pilihan pada pasangan yang sangat berkualitas,tentu saja ‘kualitas’ yang di maksud dalam hal ini adalah laki-laki yang sanggup memberi jaminan finansial jangka panjang padanya .Menyambung perkataan ini,Robert Trivers seorang pelopor biologi evolusi berpendapat bahwa pemilihan pasangan berdasarkan kualitas tersebut merupkan strategi investasi yang cerdas.Para perempuan memiliki jumlah sel telur yang terbatas.Mereka berinvestasi jauh lebih banyak dalam melahirkan dan membesarkan anak daripada laki-laki.Oleh sebab itu perempuan memang harus hati-hati ketika memilih “permata keluarga” tersebut.Benar-benar Smartre bukan ?






Tentang Miskal Yamani
Mahasiswa tingkat akhir di Sekolah Tinggi Kesehatan Mataram.Ia sedang mengembangkan laporan penelitian mengenai relevansi antara luka dan istirahat.Memiliki minat yang sangat tinggi pada dunia kepenulisan dan ia sedang berusaha membidik program Magister pada konsentrasi Andrologi.




Ingin bertanya mengenai seluk beluk kesehatan dan psikologi pada Miskal ? Berdiskusilah secara personal dengannya melalui  form ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar